Rabu, 29 April 2020

MERANCANG PEMBELAJARAN MODERN


Narasumber: Dr. Paidi. M.TPd

Secara umum dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran secara ilmiah dapat dilihat pada bagan berikut ini.




Secara umum Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yg dapat diuraikan sebagai berikut:



Langkah 1, kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi2 yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut.



Langkah 2, Berdasarkan data yang di dapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan kita rancang.



Langkah 3, Berdasarkan data langkah 2 selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang.



Langkah 4, Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjkadi target atau pemakai buku yg kita rancang.



Langkah 5, Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional disini berdasarkan sumber asli yg di karang oleh Dick & Carrey yaitu instructional).



Langkah 6, Melakukan penyusunan TES.



Langkah 7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini sy merancang pembelajaran secara blended learning).



Langkah 8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi 2 yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori hannafin).



Langkah 9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sbb: 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasark dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasakl dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa  yang berasal dari kelompok atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan mulai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.

Khusus untuk langkah yng terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.

Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit bisanya pihak penerbit sudah mempunyaio format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yg digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.

Contoh bahan pembelajaran yang di rancang dengan format Research dan versi penerbit adalah seperti berikutContoh bahan pembelajaran yang di rancang dengan format Research dan versi penerbit adalah seperti berikut.



 
Untuk langkah yang ke 9 mencari pakarnya agak susah di daerah bagaimana mengatasinya, apa lagi di SD agak terbatas kemampuan serta personilnya. Maka pakar yg dimaksud  Prodi S2 Teknologi Pendidikan dengan syarat ybs sudah mencapai kualifikasi S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam Bukunya R&D) atau juga di kampus atau lembaga lain juga bisa selagi sudah ada bukti kepakarannya.

Yang dimaksud TES Formatif  adalah tes yang dibuat (modelnya bisa multiple choice, Essay dll) atas materi yang ada di bahan pembelajaran. Tes ini dibuat oleh si perancang buku yng sebeluamnya telah melalui telaah oleh pakar dan uji validitas maupun reabilitasnya. Sedangkan Tes Sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat oleh si Perancang buku tsb.

Pada prinsipnya desain pembelajaran itu bisa untuk semua mata pelajarannya, yang membedakannya terletak pada isi pelajarannya. Kelebihan desain pembelajaran adalah akan mengasilkan buku pembelajaran yang bisa dijamin kebenaranya selagi prosedur dikerjakan dengan benar. Kelebihan lain juga desain pembelajaran ini akan dilengkapi dengan instrumen pendukungnya termasuk  model pembelajarannya sudah ditentukan.

Untuk pelaksanaan pembelajaran online yg sederhana dan mudah saat ini salah satunya bisa pakai WhatsApp karena hampir semua orang tua, siswa sudah familier. Bilamana kondisi insfrastruktur sekolah dan kemampuan orangt tuamemadai bisa juga menggunakan aplikasi seperti Skype, microsoft team guna mendukung pembelajaran secara online.














MENULIS DAN MEMBUAT BUKU DIGITAL


Narasumber          : Dr. Ono W Purbo

Hal-hal yang biasa menjadi masalah terbesar dalam menulis buku adalah pencarian kata-kata, topik dan jenis buku yang laku. Pada tahap persiapan menghasilkan karya tulis, membaca adalah awalnya. Tidak akan ada yang bisa menulis jika tidak membaca. Kemudian dalam menulis jangan lupa menggunakan rumus 5W+1H (what, where, when, who, why dan how).

Cara mencari topik supaya buku bisa laku keras adalah sebagai berikut:

Pertama memilih topik, mencari tahu keinginan dan minat pembaca. Ketiga hal ini bisa didapatkan lewat cara mengobrol, dengan orang lain. Contohnya begini, apa minat mereka, masyarakat tertarik tentang apa, apalagi jika kita sebagai guru, paling mudah mencari topik karena setiap hari kita berbicara dengan siswa. Jadi kita bisa tahu cara penyampaian paling bagus, topik bisa tentang pelajaran atau tentang pengetahuan umum, namun tentunya harus berbicara dengan masyarakat. Dari kegiatan tanya jawab, bisa diketahui keinginan atau minat masyarakat itu seperti apa. Nah, hal-hal sederhana ini bisa dijadikan sebagai buku.

Kedua, Teknik sederhana menulis buku adalah dengan menerjemahkan dokumen-dokumen bahasa asing, contohnya buku berbahasa inggris; dikumpulkan menjadi satu dokumen, kemudian jadikan paragraf baru dengan bahasa dan kata- kata kita sendiri yang lebih enak di baca dan di pahami. Jadi dengan arti kata gabungan beberapa buku tadi menjadi sebuah buku baru, kemudian buku ini bisa kita masukkan sebagai referensi, namun perlu kita ingat bukan terjemahan lagi, ini adalah merupakan salah satu menulis sederhana, tanpa mengarang kata-kata sendiri. sebagai Dosen pak Onno sering memberi tugas dengan siswa menulis buku, mereka menulis buku dengan topik apa yang sedang dikuliahkan, untuk memudahkan penulisan mereka di beri kesempatan ke pustakaan digital milik Bapak Onno. Dalam di gital library tersedia beragam jenis buku, salah satu cara interaksi dengan orang banyak menggunakan media social, seperti twitter, facebook, atau instagram dll.

Ketiga, untuk bisa menulis biasakan mencatat, atau membangun kebiasaan mencatat, contoh mencatat apa saja setiap hari yang kita anggap penting suatu saat nanti bisa menjadi tulisan. Ini merupakan salah satu kunci yang paling penting dalam menulis. Kalau menulis di wiki, memberi manfaat tersendiri, contohnya mencari topik tertentu, tinggal ketik di menu search kemudian enter, langsung ketemu, jadi menulisnya bentuk digital atau elektronik, hasil tulisannya dibaca semua orang.

Ada beberapa fungsi dari buku digital, antara lain:

1. Sebagai media informasi, informasi akan lebih mudah disebarluaskan dan didapatkan jika buku dalam bentuk buku digital. Kita tinggal mengakses di Internet topik buku apa yang kita inginkan, lalu mengunduhnya untuk dapat dipelajari. Jika ingin disebarluaskan,cukup dengan mengirim file buku digital ke alamat penerima yang dituju.

2. Sebagai media pembelajaran. Bagi seorang pengajar, bahan ajar sangatlah penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dengan menggunakan buku digital, maka guru akan mendapat bahan ajar yang disajikan dengan konten multimedia sehingga menjadi lebih menarik dan atraktif.

3. Sebagai media bisnis. Buku digital ini dapat dijadikan alternatif bagi penulis yang kesulitan menerbitkan karyanya melalui penerbit. Dengan adanya buku digital ini, penulis dapat mengkomersilkan karyanya melalui internet. Karyanya pun tetap akan dilindungi dengan hak cipta sehingga penulis tidak perlu khawatir akan keamanan karyanya. (sumber : essay.co.id)

Untuk menerbitkan buku digital, kita mulai dari langkah paling dasar yaitu menulis buku. Kegiatan menulis buku sendiri pada dasarnya mendokumentasikan segala pemikiran kita akan sesuatu ke dalam sebuah tulisan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita  menulis.

Menulis ilmiah di jurnal, yang perlu diperhatikan adalah penulisan referensi yang berbahasa Indonesia, ini sulit di terbitkan di jurnal internasioanl. Harusnya memakai bahasa inggris. Dalam menggunakan referensi berbahasa Asing, kita bisa menggunakan google scholar, tinggal ketik di web search menu http://scholar.google.com. Cara mencari referensi yang berkualitas berbahasa Asing cukup kiat klik google scholar, masukkan kata kuncinya, akan muncul file-file yang kita butuhkan, tinggal klik kekanan dan cite. Namun kita harus membaca abstrak tulisannya dulu apakah sesuai dengan paper kita yang di butuhkan.

Untuk menerbitkan buku, yang harus di persiapkan adalah:
1.       Halaman judul
2.       Kata pengantar, bisa ditulis lebih dari satu orang, bisa kepala sekolah atau tokoh yang lain.
3.       Daftar isi
4.       Materi lengkap, boleh di tambah gambar , gambar bagusnya hitam putih
5.       Tentang penulis buat versi pendek
6.       Daftar pustaka
7.       Sinopsis, yaitu kisah tentang penulis.

Untuk naskah dibuat sederhana saja dalam bentuk ms word. Sekedar tambahan informasi untuk penulis, biasanya penerbit Andi Offset melakukkan layout sendiri terhadap buku. Sementara alex Media Kamputindo. Biasanya meminta penulis untuk layout sendiri supaya mereka tinggal mencetak. Penerbit-penerbit kalau menerbit buku bukan karena berkualitas, tapi karena bukunya bisa terjual laris , berarti kita harus menulis buku yang bisa terjual, kalau buku yang kita tulis untuk pegangan siswa penerbit akan senang, terutama buku pegangan SD karena jaminannya adalah pembeli banyak. Beruntunglah penulis yang menulis buku pegangan Sekolah Dasar.

Penerbit ANDI Offset dan Elex Media Komputindo royaltinya 5-10%. Jadi peluang besar ada di guru-guru SD yang jadi Penulis, karena murid SD jumlahnya banyak sekali. Artinya royalty bisa dijamin baik.

Buku di Gital kalau mau mencetak cukup sederhana, tinggal save As PDF saja file wordnya atau print As PDF, buku digital bentuk PDF cukup sampai disitu sudah jadi buku di gital. Kemudian diupload ke website atau di sebar di whassApp.

Untuk memudahkan menyakinkan penerbit mencetak buku adalah apabila banyak follower dimedsos, penerbit yakin pembacanya ba   nyak tentu bukunya akan laris. Kemudian cover buku juga berperan banyak dalam penjualan, penerbit ANDI offset biasanya merancang cover buku, penulis hanya menyiapkan materi.

Penulisan buku bisa menggunakan Ms word di windows atau libreoffice writer di linux.

Buku digital bisa ber-ISBN. ISBN bisa dikeluarkan darisekolah, tidak hanya dari penerbit, caranya sekolah regues dan mengisi formulir di http://sbn.perpusnas.go.id. Maksudnya sekolah bisa jadi penerbit. Tidak harus jadi penerbit sungguhan, nanti perpusnas akan mengeluarkan izin agar sekolah mengeluarkan ISBN. Namun setiap kali mengeluarkan ISBN, sekolah harus mengajukan buku ke perpusnas untuk di berika ISBN.

Yang memiliki konten copyright (hak cipta). Disarankan jangan di gunakan semabarangan karena bisa bermuara keranah hukum, sebaiknyanya menggunakan konten yang berbasis kreatif commons license creative. Commons menyediakan karya kreatif yang tersedia untuk orang lain secara legal supaya dapat di bagikan secara luas dan bisa dicek dan digunakan di http://creativecommns.org .















Minggu, 26 April 2020

STRATEGI PEMASARAN BUKU


Narasumber : Agus Subardana


Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku.


Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.



Perkembangan industri penerbitan buku juga dipicu oleh alasan keuntungan (profit margin) yang relatif besar dibandingkan industri lainnya khususnya barang konsumsi. Saat ini terdapat 1 328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktive lagi.



Dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku , supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal maka kita perlu  strategi pemasaran. Srategi Pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausaha, intreprenur yang menjalankan bisnis.



Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian , hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ).



Dari jenis – jenis katagori buku tersebut disinilah kita akan melakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis katagori buku yang diterbitkan . Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis .  Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :



1    1.      Faktor Mikro , yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2  2.  Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.



Saat ini kami dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku yang sedang kami terus jalankan masuk dalam faktor keduanya yaitu Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 10.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori.



Strategi Pemasaran buku yang telah kami petakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara dan strategi pemasaran buku serangan Darat, dengan berlandaskan pada faktor mikro dan faktor makro tersebut di atas. Dua strategi tersebut dapat kita jelaskan secara singkat sebagai berikut :

     A.   Strategi Pemasaran Buku Serangan Udara.

a.    Pemasaran buku lewat Online
Saat ini yang sedang ngetren dan gencar di dunia maya yaitu Strategi Pemasaran yang banyak di pakai oleh setiap orang yang sudah mengerti teknologi internet yaitu berpromosi lewat Online melalui website dan media sosial lainya. Kalau kita sudah mempunyai produk buku yang jenis katagorinya banyak maka langkah awal kita harus buat website.  Katakanlah website merupakan markas besar untuk sebuah bisnis penjualan buku. Dengan mempunyai website ini kita dapat merencanakan promosi dalam melancarkan penjualan buku. Dan website tersebut akan banyak kita isi produk, harga, promosi, layanan, alamat, testimoni, dan lain sebagainya.
Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktive untuk terus promosi , supaya kita dapat :
-  Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial
-      Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah sehingga kesetiaan konsumen terjaga.
-         Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu
-         Menaikan penjualan dan profit
-   Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing
-       Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan
-         Mengubah tingkah laku , persepsi dan pendapat konsumen
Media Online yang dapat kita lakukan untuk promosi dan penjualan buku yaitu sudah tidak asing lagi dibenak anda sekalian yaitu lewat telepon, w.a, sms, email, dll.

b. Pemasaran Buku Lewat Komunitas
Kita tentunya punya komunitas masing – masing sesuai dengan kapasitas kita untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku . Penjualan lewat komunitas  akan lebih efektive dan efisien sehingga tingkat keberhasilan nya lebih tinggi penjualan buku yang kita tawarkan. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.
  B.   Strategi pemasaran buku serangan Darat
Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunya 43 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.
Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju , antara lain :
1.    Toko Buku
Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia. Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka  kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi Modern, dan Toko Buku Tradisional. 

Kenapa kita perlu petakan jenis toko buku tersebut , hal ini dikarenakan tiap jenis toko buku tersebut mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda.

Contoh toko buku modern yaitu Gramedia Books Store, Gunung Agung Books Store dan TogaMas Books Store. Toko Modern ini mempunyai sistem transaksi mengikuti perkembangan teknologi yang dapat dikendalikan dengan sistem centralisasi dan sebagainya. 

Adapun toko buku semi modern biasanya masih dikendalikan dan mengunakan sistem administasi penjualan per toko . Sedangakan Toko Tradisional biasanya sistem transaksinya masih manual .

Untuk itu saluran toko buku tersebut di atas masih dijadikan jalur distribusi oleh para Penerbit buku dengan sistem titip jual / konsinyasi, kecuali toko buku tradisional diberlakukan kredit dan jual putus.

Strategi Promosi di toko buku Modern ada berbagai macam cara yang perlu kita lakukan , antara lain :

-    Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .
-    Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner.
-        Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.
-    Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,  Program TAB, Program TAM , dll )
-     Dan masih banyak lagi program promosi di toko buku modern yang dapat kita lakukan , kuncinya kita proaktive komunikasi dengan pihak internal Toko Buku modern tersebut.

2.  Directselling
Pemasaran Buku melalui Direkselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
-        Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah.
-         Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) .

Tugas Tenaga Penjual / sales tersebut kita beri tanggungjawab target sesuai maping areanya masing – masing yang bertugas :

-       Kunjungan langsung ke tiap sekolah.
-         Kunjungan langsung ke setiap kampus
-  Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.
-  Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.

3.  Melakukan Event – Event
Aktive dalam melakukan event – event  seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan sebagainya. 


Waktu yg di butuhkan untuk menjadi buku best seller rata2 4-6 bulan, dan moment jual buku tersebut.

Contohnya kalau menerbitkan buku pelajaran maka moment jual yg tepat saat antara Mei s.d Agustus. 

Penerbit menilai naskah dari berbagai aspek:

1.     Aspek Ideologis
Apakah topik bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila, apakah topiknya akan meresahkan kondisi masyarakat seperti: politik, hankam, sara, sopan santun, harga diri, dll.

2.     Aspek Keilmuan :
·   Apakah topik yang dibahas merupakan topik baru bagi masyarakat, dan apakah masyarakat sudah siap menerima topik tersebut?
·        Apakah naskah tersebut gagasan asli atau jiplakan?
·      Terkait dengan akurasi data maka diperlukan sumber daftar pustaka yang lengkap.

3.     Aspek Penyajian:
·   Apakah sistematika kerangka pemikiran baik sehingga alur logika pemaparan mudah dipahami?
·    Bahasa yang digunakan apakah komunikatif sesuai dengan jenis naskah dan sasaran pembaca?
·   Apakah cara penulisannya sudah benar, yaitu menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baku?
· Kelengkapan naskah secara fisik seperti kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, batang tubuh, daftar gambar, tabel, lampiran, index, daftar pustaka, sinposis, apakah sudah lengkap?
·     Pengetikan menggunakan media dan alat apa, apakah tulis tangan, diketik manual, ketik komputer menggunakan software tertentu?
·   Mutu gambar, tabel dan objek lain yang dipasang (capture) apakah layak atau masih harus diperbaiki lagi?
·      Apakah urusan perizinan penggunaan gambar tertentu, izin terjemahan, izin pengutipan dll. sudah diselesaikan?

4.     Aspek Pemasaran:
·     Apakah tema naskah mempunyai pangsa pasar jelas dan luas sehingga buku akan dapat dan mudah diterima pasar?
·  Apakah naskah memiliki selling point atau potensi jual tertentu, seperti judul, keindahan, bahasa, kasus aktual, dsb?
·      Apakah ada buku sejenis yang beredar dan telah diterbitkan? Apa kelebihan naskah tersebut dibandingkan dengan buku lain?

5.     Aspek Reputasi Penulis:
· Apakah penulis adalah tokoh, praktisi, dosen yang sangat diakui kepakarannya oleh masyarakat luas?
·     Apakah buku-buku yang pernah diterbitkan mempunyai catatan keilmuan dan pemasaran yang baik?

Jadi aspek yg paling menentukan adalah potensi pasar.

CARA MEMBENTUK CITRA PRODUK:
·     Fokus pada pengisahan cerita, bukan pada fitur produk. Tanpa cerita yang bagus, produk kita tidak akan memiliki nilai inheren atau emosional bagi pelanggan. Terkadang, manusia itu lebih cepat memberi respons saat diberi cerita. Bila suatu merek memberi kesan mendalam bagi konsumen, maka hal tersebut akan berdampak pada perilaku belanja konsumen.
·         Beri nilai tambah produk agar makin disukai konsumen.
·       Ketika membentuk citra merk, sebaiknya konten yang dibuat harus fokus pada hal yang dapat membangun hubungan dan membantu konsumen membuat keputusan yang tepat dan matang. Dengan begitu, ketika mereka memilih produk kita, karena produk kita yang paling sesuai dengan kebutuhan. Hal ini akan berdampak pada hubungan yang lebih kuat dan tahan lama.
·           Pelayanan terhadap pelanggan yang baik secara sosial akan berdampak positif bagi citra perusahaan.

Setelah menentukan sistematika penulisan buku , hal penting berikutnya adalah format buku yang akan di tulis. Format buku terdiri dari beberapa ukuran yaitu ukuran besar, standar, kecil, atau buku saku serta format spesial. Penentuan format ini akan berpengaruh terhadap ketebalan buku dan kedalaman materi yang Anda inginkan.

Format buku di Penerbit Andi:
Format Besar : 20 cm x 28 cm, 21,5 cm x 15,5 cm
Format Standar : 16 cm x 23 cm, 11,5 cm x 17,5 cm
Format Kecil : 14 cm x 21 cm, 10 cm x 16 cm
Buku Saku : 10 cm x 18 cm, 13,5 cm x 7,5 cm
Format Khusus

Banyak Penulis tidak memperhatikan format ini sehingga saat dilakukan pengaturan layout dan setting, beberapa bagian buku menjadi tidak sesuai dengan maksud Penulis. Ketidaksesuaian tersebut contohnya: proporsi gambar yang tidak benar, pemotongan kata yang tidak tepat (terutama pada listing program pada buku pemrograman), dan ketebalan buku yang tidak proporsional.