Selasa, 21 April 2020

MENULIS CEPAT DAN TEPAT DI MEDIA DARING DAN LURING

RESUME KULIAH ONLINE

PERTEMUAN          : 15
NARASUMBER       : CATUR NUROCHMAN OKTAVIAN
JABATAN               : Ketua Departemen Litbang PB PGRI
TEMA                     : MENULIS CEPAT DAN TEPAT DI MEDIA
                               DARING DAN LURING


Hari senin tanggal 20 April 2020 kegiatan kuliah online dilanjut kembali. Setelah hari Sabtu dan Minggu kemaren kegiatan ditiadakan. Karena hari Sabtu dan Minggu itu diberikan kesempatan kepada peserta untuk membuat resume pertemuan-pertemuan sebelumnya.

Kali ini narasumber kita adalah Bapak Catur Nurochman Oktavian yang sekarang ini menjabat sebagai Ketua Departemen Litbang PB PGRI.


Dua musuh utama yang harus kita kalahkan agar dapat memulai menulis cepat dan tepat di media massa luring atau daring adalah rasa takut dan malas. Takut tulisannya jelek, takut dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut lainnya. Ini yang menghambat kita dalam memulai sebuah tulisan.

Mengatasi rasa takut menulis adalah dengan menulis. Menulis saja terus menerus. Kalahkan rasa takut bahwa tulisan pertama kita jelek. Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk (dapat diperbaiki) daripada tidak menghasilkan sebuah tulisan (ini tidak dapat diperbaiki). Menumbuhkan rasa percaya diri menulis adalah dengan terus menulis.

Setiap penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”.  Tidak ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood.  Mood harus disingkirkan dari benak kita jika menghambat kerja otak dalam menulis. Bayangkan kita seorang yang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika mereka bekerja mengandalkan mood, tentu karirnya akan tamat seketika.

Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan apa adanya”. Menulis hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju, menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan.

Gaya Selingkung, maksudnya gaya, batasan, sesuai jati diri, penciri media itu. Sesuai dengan kebijakan redaksi masing masing. Misal, ada media yang membatasi bahwa tulisan yang akan dimuat di medianya minimal 600 kata, hurufnya times new roman, spasi 1.15, dsb.

Seperti dikatakan Asimov tadi, seorang penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat. Menulis adalah sebuah kecakapan atau keterampilan.

Bila kita menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan. Menulislah dengan simpel dan apa adanya mengandung maksud, jadilah dirimu sendiri ketika menulis.

Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika menulis? Tentu dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the master.

Yang perlu diingat, jangan paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya kita Kalau suka traveling, tuliskan kisah perjalanannya. Tentu lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai. Tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan cara kita masing-masing.

Mengelola konsentrasi yang efektif adalah dengan melakukan yang  disukai. Lakukan pekerjaan yang dicintai. Gairah dan fokus pada sesuatu yang kita sukai, cintai akan lebih tinggi dibandingkan sesuatu yang kita tidak sukai. Maka menulislah dari sesuatu hal kecil yang kita sukai. Fokus pada sesuatu yang kita senangi, akan menambah motivasi kita lebih baik. Passion.

Salah satu yang membuat seseorang tidak mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah karena mencoba memasukkan kata atau kalimat yang membuat pembaca tidak paham pesan apa yang dimaksud dalam tulisan itu. Menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca.

Jika menulis dengan kalimat yang tidak simpel, maka tujuan pesan  dalam tulisan tidak tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut.


Menulislah seperti berbicara. Ketika berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan untuk menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami, iya kan?

Bagi seorang pemula: Mengapa  masih ragu menghasilkan draf tulisan yang pertama? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena kita masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut.
Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya.  Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut. Tidak usah kuatir tulisan kita ditolak dan dianggap jelek. Perbaiki lagi kekurangannya, dan terus kirim lagi. Banyak faktor mengapa tulisan tidak diterima redaksi. Mungkin tulisan tidak aktual? Atau space dalam edisi penerbitan sudah penuh.

Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena kita masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Draf tulisan yang jelek masih dapat diperbaiki daripada tidak ada draf sama sekali.

Ada beberapa teknis menulis cepat ,diantaranya ada yang senang memulainya dengan membuat kerangka tulisan, ada yang menuliskan kerangka seperri spider web. Ada pula penulis yang langsung menuangkan dari pikirannya ke dalam tulisan. Namun biasanya setiap artikel memiliki kerangka Judul, lead (pendahuluan), isi, dan penutup.

Dalam menulis memang ada kalanya tidak selesai langsung. Apalagi ketika writer's block itu datang. Agar tetap konsisten, maka kita dapat membaca tulisan tulisan orang lain yang sejenis atau dari buku bacaan sebagai referensi. Sehingga ada ide-ide yang kita bisa gali lebih lanjut. Yang jelas dalam menulis dilarang keras plagiat. Mengambil begitu saja karya orang lain tanpa dicantumkan sumbernya. Ini yang dilarang. Tapi kalau mengembangkan ide dari tulisan orang lain, sah-sah saja.

Penulis yang baik biasanya adalah pengamat yang baik. Bagi yang suka mendengar atau kecerdasan audionya lebih, maka ketika mendengar sesuatu, maka siapkan catatan. Catat poin penting yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Atau pembicaraan direkam, kemudian barulah dituliskan.


Banyak jalan menuju roma, banyak cara untuk menghasilkan karya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar