Narasumber
: Prof. Richardus Eko Indrajit
Sekilas tentang narasumber , Bapak Richardus Eko Indrajit merupakan pakar teknologi yang berbakat. Tak hanya
sebagai pakar, narasumber berbagai seminar, ia juga seorang akademisi sekaligus
penulis puluhan judul buku dan ratusan jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan
tingkat nasional maupun internasional.
Pada saat covid 19
melanda membuat orang tidak bisa kemana-mana, bekerja dan beribadah di rumah
saja. Situasi ini membuat Prof. Richardus Eko Indrajit untuk berfikir bagaiamana
caranya agar tetap mengajar dan menulis. Maka lahirlah ide untuk mengadakan seminar
di youtube kemudian mengeluarkan sertifikat. Karena setiap dosen khan harus
membuat laporan untuk kenaikan jabatan akademik. Biasanya mereka harus
mengikuti seminar dengan bukti sertifikat
Timbul pertanyaan, Menulis buku dalam
seminggu? Bagaimana triknya? Sebulan saja ngos-ngosan. Caranya mudah, kita
harus mendisrupsi diri sendiri kemudian pilihlah yang menarik perhatian kita
(sesuai yang relatif kita SUKA dan KUASAI ). Kemudian jawab 6 pertanyaan
sederhana mengenai topik yang dibahas, yaitu: 5W1H. Misalnya judulnya DIGITAL
MINDSET. maka kita menjawab pertanyaan (dalam bentuk tulisan) sebb.
chapter 1: APA yang dimaksud dengan
digital mindset. 2. MENGAPA digital mindset dibutuhkan 3. SIAPA yang harus
berubah mindsetnya 4. DIMANA digital mindset harus diterapkan 5. KAPAN digital
mindset diterapkan. dan 6. BAGAIMANA cara menerapkannya. Nah, satu hari tulis
satu. Berarti hari keenam sudah jadi. Di hari ketujuh, tulisan tinggal tambah-tambahkan
sana sini dan LANGSUNG terbitkan. Menulis tidak usah banyak teori langsung
terjun aja.
Sesibuk apapun kita, jika kita menyenangi
yang anda lakukan, pasti waktu dapat di alokasikan. Menulis dapat meninggalkan
legacy buat anak cucu kita. Sehingga kalau nanti mereka ngecek siapa kakek atau
kakek buyutnya, bisa tercatat di internet.
Menulis tidak selalu berpatokan pada 5w1h.
5W1H adalah untuk penulis awal yang ingin belajar menulis, karena sifatnya
deskriptif, tapi sangat filosofis. Setiap isu apapun, secara filsafat, harus
bisa dijelaskan dalam 5W1H. Kalau sudah biasa menulis deskriptif, barulah mulai
menulis yang sifatnya: eksploratif, komparatif, arguentatif, persuasif, dan
lain sebagainya.
Contohnya: kalau isunya COVID-19, dengan
5W1H, kita bisa membuat satu buku dalam seminggu. Apalagi ada banyak referensi
di internet saat ini. Musuh menulis adalah diri sendiri. Motivasi hanya dapat
dibangun dari dalam diri sendiri.
Oleh karena itu, pilihlah sesuatu yang
kita SUKAI dan KUASAI. Kalau sudah terbiasa dengan 5W1H, lainnya menjadi mudah
Menulis adalah cara kita menyampaikan buah
pikiran lewat tulisan. Jadi, bagi semua tulisan adalah baik, karena dilakukan
dari hati. Kita pasti punya banyak hal yang ingin diceritakan kepada orang
lain. Tulis saja apa yang ada di kepala kita, ndak usah takut. kualitas menulis
itu ditentukan oleh pembacanya, dan pembaca itu macem-macem. kalau kita menulis
untuk kakek-kakek, akan beda bahasanya dengan kalau menulis untuk generasi
anak-anak. Kualitas menulis adalah masalah jam terbang, lama-lama jadi bagus
sendiri.... jaman sekarang, tulisan tidak perlu terkoordinir. Masukin aja ke
internet, maka nanti akan terkoordinir sendiri. Karena dalam dunia maya,
berlaku data yang unstructured dibandingkan dengan structured. Menulis blog
seperti yang disampaikan Oom Jay adalah sangat baik. Satua yang perlu
diperhatikan adalah buatlah tulisan yang tidak membuat orang lain sedih karena
kita menyampaikan hal-hal yang buruk atau jelek.
Supaya fokus, jangan menulis terlampau
lama (kecuali anda membuat penelitian atau tulisan dokumenter). Paling lambat
100 hari sudah harus jadi. Karena kalau lama-lama, kita kehilangan fokus, dan
ilmu yang mau kita sharing sudah berkembang dan berganti lagi isunya.
Menerbitkan buku sekarang tidak kayak
dulu. Dulu kita yang butuh penerbit. Sekarang penerbit yang butuh kita, karena
saingan mereka adalah internet. Jadi ndak usah takut, anda buat buku, tawarkan
ke semua penerbit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar