Hari/ Tanggal : Rabu/ 22 April 2020
Saat ini penerbitan sedang betul2 di uji ketahanannya, terutama kondisi terkini di outlet penerbitan tutup karena pandemi yang luar biasa mengubah haluan secara mendadak.
Darah penerbitan adalah karya tulis
dari penulisnya, dimana dari karya tulis tersebut dapat diubah menjadi sebuah
media buku yang dapat dinikmati pembacanya melalui outlet2 pemasaran baik toko
buku, kampus, sekolah, dan pembaca secara langsung.
Setiap penerbit telah dipercayakan
ISBN dari perpustakaan nasional, sebagai penanda setiap terbitannya, dan
dinaungi di bawah IKAPI sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mewadahi
setiap penerbit di luar penerbit kampus.
Penerbit di bawah IKAPI secara alamiah
memilih jalur masing-masing sesuai passionnya dalam menerbitkan buku.
Sebagai penulis, sebaiknya memahami
ciri khas terbitan setiap penerbit. Tentunya bertujuan agar tulisannya sesuai
dengan misi penerbit tersebut. Walaupun ada penerbit yang dapat menerbitkan
segala tema di setiap terbitannya.
Penulis, dapat mengirimkan usulan dan
proposal terlebih dahulu untuk menjajagi apakah jalur tulisan sudah sesuai
dengan visi dan misi penerbitan atau belum. Hal ini untuk menghemat waktu dan
biaya dalam mempersiapkan tulisannya.
Setiap penerbit, mempunyai SOP dalam
memilah, memilih tulisan untuk dijadikan komoditas industri, dengan tujuan
utama tentunya adalah terbitannya dapat terserap di pasar dengan cepat.
Penerbit mempunyai peta pasar yang dia
rekam dari outlet2 nya, sehingga instink penerbitan yang telah lama bergelut di
bidangnya akan semakin terasah. Dari melihat judul, outline, dan siapa penulis,
terkadang penerbit dapat memproyeksikan pasar buku yang menjadi sasarannya.
Kunci pertama bagi penulis adalah
pemilihan judul yang baik, pasar sasaran yang akan dituju, kemudian lakukan
sedikit riset pesaing, sehingga dapat dengan gamblang ditawarkan ke penerbit. Apalagi
tema yang ditulis tersebut ternyata tema yang baru, perlu tambahan data riset
kecil yang tidak gampang untuk memengaruhi penerbit.
Penerbit lebih cenderung mencari tema
yang secara data pemasaran sudah ada, sehingga gambling dalam membiayai
penerbitannya memunyai risiko yang semakin kecil untuk tidak terserap di pasar.
Kirimkan ke beberapa penerbit, apabila
penulis belum berpengalaman bekerjasama dengan penerbit.
Penerbit akan menyeleksi
tulisan, dengan beberapa pertimbangan. Paling banyak porsi pemasaran sebagai
pertimbangan utamanya. Berikan sedikit penjelasan pasar sasaran, dengan
data-data angka akan lebih menarik.
Sebagai contoh, saat ini buku yang
sangat dicari adalah buku tentang Covid-19. Cari secepatnya apa, bagaimana,
virus tersebut. Apakah buku yang kita tulis betul2 mempunyai manfaat pada
pembaca.
Pesaing buku apakah sudah ada apa
belum. Penulis perintis pertama biasanya dapat menikmati pasar awal yang cukup
menarik. Biasanya tulisan pertama memunyai kualitas yang belum baik, akan
tetapi mengejar momen yang cukup bagus.
Penulis follower biasanya mempunyai
penyajian materi yang lebih baik akan
tetapi terkadang menikmati pasar sisa dari para penulis perintis.
Penulis perintis effort awal lebih banyak,
dan terkadang mempunyai risiko tidak laku juga besar. Penerbit akan sangat
tergantung dari tawaran awal dalam proposal dalam menentukan penerbitannya.
Poposal buku akan semakin sempurnya,
jika penulis telah melakukan proses tulisan bukunya minimal 50% dari rencana
keseluruhan. Supaya proses penyelesaian tulisannya tidak terlalu lama. Penerbit
biasanya memberikan waktu yang beragam untuk menyelesaikan tulisan tersebut.
Banyak penulis yang menebar proposal
banyak, akan tetapi finishing tulisannya lambat. Hal ini akan menghambat proses
produksi bukunya, sehingga terkadang penerbit akan memilih tulisan yang lebih
dahulu selesai. Hal inilah diperlukan manajemen waktu penyelesaian tulisan
penulis, supaya dapat segera diproses di penerbitannya.
Proses penerbitan cuku panjang
waktunya, dari administrasi penerbitan awal, editing, setting layout, desain c
over, dan proses produksi. Tanpa ada antrian proses penerbitan buku memakan
waktu antara 2 minggu hingga 1 bulan paling lama.
Yang membuat lama adalah proses antrian,
baik dari sisi penulis maupun beberapa bagian di penerbitan.
Pada proses administrasi penerbitan,
yang perlu dipersiapkan adalah: Kelengkapan naskah, dari Judul-Sub Judul, Nama
Pengarang, Kata Pengantar, Prakata, Daftar Isi, Bab, hingga Sinopsis. Penulis harus
jeli melengkapi hal demikian, karena biasanya sebelum lengkap, proses
selanjutnya tidak akan dijalankan.
Proses editing, akan terbantukan
dengan pengetahuan ejaan, pemilihan kata, kalimat, paragraf hingga hirarki bab
yang baik dari penulis. Kelemahan penulis biasanya tidak clear saat menentukan
hirarki bab, paragraf, kalimat, kata, dan pemilihan fontasi.
Editor akan membantu hal tersebut,
akan tetapi apabila penulis telah menata dengan baik, maka kerja editor akan
lebih fokus ke dalam bagaimana memilih efektifan kalimat, dan struktur bab yang
baik. Setting layout juga mempunyai peranan yang penting, karena menentukan
ukuran buku, jumlah halaman, dan keindahan halaman per halaman. Titik krusial
ada di sini, karena dengan pengaturan halaman yang baik, makan harga buku akan
dapat efektif di tentukan.
Harga buku yang menarik, akan cukum
memengaruhi pembeli dalam memutuskan akan menikmati buku tersebut atau
meninggalkannya. Desain cover, juga memunyai peranan strategis dalam sebuah
buku. Apalagi tipikan pembeli buku di Indonesia adalah didasarkan dari
keindahan dan seberapa menarik cover buku.
Tipikan pembaca buku di indonesia
adalah, sight seeing, sehingga cover sangat penting sekali dalam pemasaran
buku. Setiap penerbit mempunyai data juga bagai mana cover yang menarik, dan
terbukti mendongkrak pemasaran.
Saat proofing, penulis sebaiknya
memberikan beberapa perbaikan ide untuk lebih memperkuat pasar buku yang
ditulisnya. Kerjasama yang baik dari penulis, dan pengetahuan data dari
penerbit akan dapat menentukan keberhasilan tulisan untuk terserap di pasar.
Dari pengalaman penerbit, tidak ada
buku Best Seller yang By Design. Artinya, banyak buku best Seller di Indonesia,
terkadang karena karunia semata. Jadi jangan takut menawarkan tulisan anda ke
penerbit. Karena pada dasarnya penerbit
juga trial and error dalam menerbitkan buknya. Hanya pengalaman, dan intuisi
terkadang membantu untuk menghindari kerugian akibat terbitannya tidak laku di
pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar