Ada
yang menarik dari kuliah kali ini, narasumbernya langsung dari Austria. Dia adalah
Imam Fitri Rahmadi Dosen Universitas
pamulang yang sedang menempuh pendidikan S3 di Johannes Kepler Universität Linz
Austria (2019-sekarang). Seperti biasa pertemuan akan dimulai pukul 19.00 Wib
atau pukul 14.00 waktu Austria.
Melihat
photonya, ingin sekali diri ini seperti Mas Imam, bisa kuliah ke luar negeri
dan dapat beasiswa. Semoga Allah mengizinkan. Aamiin. Materi yang akan disampakan Mas Imam adalah Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf.
Semua
orang bisa menulis. Paling sederhana menulis status di WhatsApp dan Facebook,
atau sekadar menulis keterangan foto yang diunggah di Instagram. Tulisan bisa
menggunakan kata, kalimat, dan bentuk paragraf sesukanya. Menulis secara
personal memang sangat bebas tidak harus sesuai dengan suatu aturan penulisan
tertentu. Berbeda jika ingin menulis formal, apalagi menulis untuk keperluan
akademik, terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti.
Tulisan ini membahas pemilihan kata, penulisan
kalimat, dan penyusunan paragraf dalam konteks penulisan personal, formal,
maupun akademik. Penulisan personal adalah sebagaimana anda menulis status atau
menulis blog dengan gaya personal. Penulisan formal biasanya digunakan oleh
para jurnalis untuk menulis berita atau oleh para blogger profesional untuk
menulis artikel populer. Sedangkan penulisan akademik digunakan oleh para
akademisi untuk menulis berbagai karya ilmiah seperti makalah, laporan
penelitian, atau artikel jurnal.
Ketiga konteks penulisan dibahas supaya dapat
memberikan gambaran besar dan perbedaan di antara ketiganya. Pemilihan kata,
penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf merupakan hal paling mendasar yang
perlu dipelajari supaya dapat menulis dengan baik. Jika hal tersebut sudah
dikuasai, kita akan dapat membuat tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami
sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan.
Pemilihan
kata sangat menentukan rasa tulisan. Perihal pilihan kata yang
tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan dan konteks
penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan
akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk
mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.
Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat di bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat. Antara
ngobrol-ngobrol, berbicara, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan
proses bertukar informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah. Namun, kata
ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbicara terasa lebih formal,
sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.
Jika dalam bahasa Inggris sangat mudah untuk menemukan
klasifikasi kelas kata karena bahasa Inggris sendiri sudah jelas terbagai
menjadi dua, yaitu general English dan academic
English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi
kumpulan kosa kata akademik atau academic
words. Pada bahasa Indonesia, sepertinya belum ada kamus
khusus seperti itu, jadi anda sendiri yang harus cermat mempertimbangkan diksi
yang akan digunakan jika ingin menulis lebih formal atau akademik.
Contoh sederhana lainnya, seperti kata ganti orang pertama: gue,
aku, dan saya, yang
memiliki rasa tersendiri jika dipakai pada sebuah kalimat. Gue dan aku terasa
sangat personal, sedangkan saya terasa lebih
formal. Lalu bagaimana untuk penulisan akademik?
Pada penulisan akademik, kata ganti personal baik orang pertama,
kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan mengubah kalimat aktif menjadi
kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan, “saya melakukan
penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya ditulis seperti
ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .”
Jadi, silakan dilihat dan dipertimbangkan kembali diksi dalam
tulisan anda selama ini; apakah cenderung personal, lebih formal, atau bahkan
sangat akademik?
Menulis
kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket, Objek, dan
Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Apakah
anda masih ingat?
Jika masih ingat, berarti baru saja anda membayangkan sebuah
kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari subjek dan
predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya membaca tulisan
di blog.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam menulis, bahwa juga
terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulisan anda
supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.
Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara, rapatan, bertingkat,
dan campuran. Jujur saja, saya sendiri tidak pernah menerapkan keempat rumusan
kalimat majemuk tersebut karena cukup rumit. Saya justru selalu menggunakan
rumus yang saya dapat ketika belajar bahasa Inggris untuk keperluan akademik
yang jauh lebih sederhana.
Selain kalimat sederhana (simple
sentence), dalam bahasa Inggris terdapat dua bentuk kalimat
lain, yaitu kalimat gabungan (compound sentence) dan
kalimat kompleks (complex sentence).
Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan
FANBOYS: for (untuk),
and (dan), nor (maupun),
but (tetapi), or (atau),
yet (namun), so (sehingga). Sedangkan
kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika),
after (setelah), because (karena),
since (sejak), although (meskipun),
while (sementara), dan lainnya.
Supaya lebih jelas, seperti ini contohnya:
Kalimat sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.
Saya membaca tulisan di blog.
Kalimat sederhana ini bisa dikembangkan menjadi kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Kalimat sederhana tersebut juga bisa dijadikan kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Satu lagi, kalimat gabungan dapat disatukan dengan kalimat
kompleks yang kemudian disebut sebagai kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Jadi, anda harus menerapkan variasi kalimat dalam setiap
paragraf supaya tulisan tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca. Variasi
kalimat ini berlaku untuk penulisan personal, formal, dan akademik. Mari kita
simak bagaimana menyusun paragraf dulu, setelah itu akan saya jelaskan
penerapan variasi kalimat dalam sebuah paragraf.
Apalagi
tentang paragraf, pasti anda sudah sering mendengar
penjelasannya. Betul, paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu
kalimat topik (topic sentence) sebagai
ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan
beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai
detail yang menjelaskan ide pokok. Dalam kata lain, sering disebut juga bahwa
paragraf memiliki satu induk kalimat dan beberapa anak kalimat. Kesimpulan bisa
ditambahkan pada setiap akhir paragraf jika dibutuhkan.
Secara umum, paragraf dibagi menjadi dua, yaitu paragraf
deduktif dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat
pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Sedangkan
paragraf induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir dalam
paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak dibaca
dan mudah dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.
Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama dalam sebuah
paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di
awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir dalam
sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf dulu baru mendapatkan
ide pokoknya. Lantas bagaimana caranya menyusun paragraf yang enak di baca dan
mudah dipahami?
Sekarang saatnya menerapkan variasi kalimat dalam sebuah
paragraf. Caranya sederhana untuk membuat paragraf yang enak di baca dan mudah
dipahami: tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru kemudian
lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat
topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam bentuk sesederhana
mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk menuliskan
gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat
penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata penghubung.
Supaya lebih jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan menggunakan
beberapa kalimat berikut:
Kalimat topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Beberapa kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Apabila dijadikan paragraf yang semua merupakan kalimat
sederhana, maka jadinya seperti ini:
Bekerja
dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja
dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat
jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah
sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak
waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat
biaya operasional kantor.
Jika anda melakukan variasi bentuk kalimat dan menambahkan
beberapa konjungsi, menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami seperti ini:
Bekerja
dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja
dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan
harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang
memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari
rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih
banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat
menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat
biaya operasional kantor.
Silakan rasakan perbedaannya. Bandingkan antara membaca paragraf
yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraph yang berisi variasi
kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi sebagai transisi antar
kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir dengan baik sehingga
paragraf enak dibaca dan mudah dipahami.
Satu hal lagi tentang paragraf yang penting disampaikan sebelum
tulisan ini saya sudahi. Masih banyak yang kebingungan dalam membuat kalimat
topik sebagai gagasan utama dalam paragraf. Baik, cara gampang untuk
membuatnya, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau controlling
idea pada setiap kalimat topik. Contohnya seperti kalimat
topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini
kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya. Ada lagi
misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan dengan berbagai cara,” maka
di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan pengontrol paragraf sehingga
kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa kalimat yang memberikan
informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.
Beberapa dasar menulis yang dijelaskan di sini, sekiranya cukup
untuk dijadikan bekal untuk dapat menulis dengan baik dalam konteks personal,
formal, maupun akademik. Selebihnya, perlu membiasakan diri untuk memilah dan
memilih diksi yang sesuai, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraf
yang enak dibaca dan mudah dipahami. Semakin banyak berlatih, semakin terampil
menulis.
#belajar menulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar