Resume
kuliah online pertemuan 13
Narasumber : H. Aris
Ahmad Jaya, DVM, MM.
Tema : Mengajar
Gaya Motivator ( MGM )
Waktu : Kamis/ 16 april 2020
Momentum yang saat ini, ketika anak-anak didik belajar di rumah merupakan
kesempatan yang baik sekali untuk guru belajar lagi. Belajar bagaimana memiliki
seni menyampaikan pelajaran, memiliki seni untuk dicintai, dirindukan oleh didiknya. Sehingga
pembelajaran sedemikian menjadi menarik. Salah satu caranya adalah mengajar
seperti motivator.
Guru motivator dalah guru yang memiliki kepribadian mampu menarik dan menyenangkan,
dirindukan dan mampu mengispirasi serta menjadikan anak didik mencintainya.
Mencintai gurunya sebelum mencintai pelajaran yang akan dibawakan.
Berdasarkan niat seseorang menjadi guru, maka guru dibagi 2, yaitu :
1. Guru Betulan adalah guru yang memang dari awal ingin
menjadi seseorang pendidik, ingin mengajar dan memang ingin menjadi seorang
guru. Guru betulan adalah guru yang idamkan, guru yang memiliki energy untuk
mengajar, memiliki energy untuk bertemu dengan siswa, memilki energy untuk
menularkan ilmunya kepada anak didiknya.
2.
Guru Kebetulan adalah kebalikan dari guru betulan.
Kebetulan ada lowongan, kemudian dia menjadi guru. Kebetulan orang tuanya
adalah seorang guru. Kebetulan ada teman yang mengajak, untuk menjadi guru dari
pada nganggur. Kebetulan sekarang guru ada tunjangan sertifikasinya.
Guru kebetulan ini memang salah jika kebetulannya terus menerus dan tidak
mau belajar.
Namun,
kadang-kadang guru kebetulan akan menjadi guru betulan ketika, dia mau belajar,
mau mengerti ini merupakan bagian dari proses yang harus dihadapi. Kadang-kadang
guru kebetulan pun bisa menjadi guru yang
mencintai dan dicintai karena ia menyadari ini bagian proses yang harus
dijalankan.
Apakah
kita seorang guru betulan atau guru kebetulan? Ketika kita menerima profesi
kita ini sebagai bagian dari pilihan mulia, mau memberi pelajaran dengan cara
yang baik dan menyenangkan, menginspirasi anak didiknya, mencintai ilmu yang
disampaikan. Maka kita termasuk guru betulan.
Maka
sesungguhnya guru betulan atau guru kebetulan, buahnya akan manis mana kala dia
mencintai profesinya. Apalah artinya guru betulan, namun tidak mau belajar,
menyampaikan asal-asalan dan menyesali pilihan hidupnya.
Berdasarkan kinerjanya guru dibedakan
menjai 3 kelompok:
1. GURU NYASAR, adalah guru
yang tak punya tujuan/arah yang jelas. Guru ini menyesatkan, karena murid bisa membencinya
dan pembelajarannya. Guru ini tak punya target dan energy murid merasa jam dinding berjalan amat lambat,
karena murid jenuh. Guru ini hendaknya segera SADAR. Jika tidak bisa menjadi
guru, lebih baik undur diri dari pada banyak korban yang tidak menyukai
pelajaran apapun yang disampaikan.
2. GURU BAYAR: Guru tipe ini
merupakan guru yang energinya terkait finansial. Bekerja karena ada gaji. Guru
ini mengajara berdasrarkan energi dan tidak
konsisten. Kadang tanggal muda wajahnya cerah, tanggal tua mukanya muram karena
beranggapan sebagai guru merupakan pekerjaan yang tidak menjanjikan. Guru ini
sebaiknya juga sadar, karena banyak murid yang pada dasarnya harus mendapatkan
inspirasi keilmuan, tapi mendapat guru yang “On Off”. Kadang semangat kadang
tidak. Ini akan menyebabkan murid tidak mampu mendapatkan figur yang mampu
menginspirasinya.
3. GURU SADAR, adalah
seorang guru menyebabkan murid mencintainya dan pelajarannya. Kata-kata yang
keluar dari mulutnya menyadarkan. Kehadirannya menyenangkan. Kepergiannya
dirindukan.
Oleh karena itu mengajar gaya motivator
( MGM ) adalah sebuah teknik, bagaimana kita mampu menjadi seorang pendidik
yang SADAR. Menyadari sepenuhnya bahwa profesi ini adalah mulia. Sebuah profesi
yang mengantarkan murid kita mendapatkan pemahaman dan ilmu yang baik serta
benar. Guru SADAR adalah konektor kebaikan, konektor kelimuan. Guru SADAR
adalah guru yang menyadari ketika suatu hari nanti ia meninggal, maka murid
inilah nanti yang akan menjadi amal jariahnya. Ilmu yang ditinggalkan akan menjadi
inspirasi bagi orang setelahnya.
Peran guru yang kadang kita tidak memerankannya dengan
utuh, yaitu:
1. Mengajar: guru hanya sekedar memindahkan
ilmu dari kita ke mereka (ini bisa kalah dengan media).
2. Mendidik: guru menjadi idola/teladan
karena memasukkan nilai/norma baik ( digugu dan ditiru). Guru yang mendidik
adalah guru yang mampu mengispirasi.
3. Menginspirasi: guru yag jadi sumber
inspirasi
4. Menggerakkan: guru hebat mampu mengajar
mendidik, menginspirasi dan menggerakkan.
Langkah mengajar gaya motivator ( MGM ), adalah
1. Jadilah guru yang menarik dan
menyenangkan.
Untuk menarik dan untuk menyenangkan kita tentu kita harus
mempelajari pola sederhana yang ketika kita coba buktikan kita akan mendapatkan
sebuah rasa baru yang akan diterima oleh murid.
Menarik dimulai dari apa
yang terlihat, menyenangkan dimulai dari apa yang terasa. Ketika pandangan
pertama murid sudah suka dan nyaman dengan kita, maka kita sudah masuk pada
daya tarik. Misalnya dengan penampilan yang rapid an perilaku yang yang baik. Untuk
menarik, kita harus mampu menunjukkan bahwa diri kita benar-benar dizinkan oleh
murid. Dizinkan artinya harus mampu menjadi pribadi yang layak untuk
diperhatikan dan didengarkan.
Dalam pikiran anak didik
ada dua pintu, yaitu pintu mengizinkan dan pintu tidak mengizinkan. Pintu mengizinkan
manakala siswa merasa senang belajar dengan Anda dan pembelajaran Anda.
Bagaimana cara membukanya? Sebelum murid menerima pembelajaran, harus menerima
Anda. Tapi jangan paksa murid menerima Anda. Anda harus mengerti mereka.
Ubahlah “di” menjadi “me-“. Misalnya guru tidak hanya minta dilayani, tetapi
melayani. Guru tidak hanya minta dimengerti tetapi berusaha mengerti.
Murid
kita lebih menyukai apa yang menyenangkan daripada apa yang penting tapi tidak
menyenangkan. Maka jadilah pribadi yang menyenangkan.
Cara agar
siswa membuka pintu mengizinkan untuk kita :
1. Masuk kelas dalam
kondisi senyum, pastikan permaslahan kita bukan permasalah murid kita. Kalaupun
kita punya masalah dengan suami/istri/teman itu bukan permasalah mereka, jangan
dibawa ke dalam kelas.
Sapa mereka dengan salam yang berbeda. Contohnya, “ Siapa yang
menjawab salam bapak semoga nanti masuk sorga,dll, kemudian peserta didik
menjawab “ aamiin. Setelah itu, baru kita mengucapak “ Assalamullaikum. Pasti mereka
menjawab, dari pada kita masuk dengan kondisi yang manyun.
Berikan apresiasi,
contohnya. Bapak sangat senang mengajar di kelas ini, dari sekian kelas yang
bapak ajar kalian yang menjadikan bapak berenergi.
2. Berikan simulasi,
misalnya dengan game sedeharna, tepuk tangan dan tebak-tebakkan. Setiap kali
habis main game, berikan mereka apresiasi. Misalnya, bagus, keren dll.
3. Tanggkap basah
kebaikan, tempa besi selagi panas. Ketika ketika mudah memberikan apresiasi,
kita akan mudah diterima. Contoh, ketika murid ada yang datang tepat waktu,
berikan apresiasi ” kamu In Sya Allah akan menjadi anak sukses. Apresiasi
jangan harus menunggu naik kelas. Guru yang pelit memberi apresiasi adalah guru
yang menjerumuskan siswa untuk tidak menyukai guru.
2. Temukan
titik lebih siswa dan beri motivasi.
Berikan motivasi
bahwa mereka mampu. Tambahkan motivasi dan masuklah dengan nilai lebihnya.
Terkadang siswa rendah diri karena diberi momentum yang bukan nilai lebihnya.
Seperti kata Robert Einsten, Kalau kita memaksa burung berenang, ikan untuk
terbang, monyet untuk melata. Maka kita akan menemukan kebodohan dari
hewan-hewan itu.
Langkah menemukan kehebatan peserta didik :
1. Kita harus mampu memberikan
momentum kesempatan hebat kepada setiap masing-masing peserta didik. Sesuatu
yang mahal adalah momentum yang diberikan kepada kita. Berilah kesempatan siswa
untuk menjadi duta sekolah kita. Hal ini untuk memberikan kepercayaan kepada
mereka berharga. Momentum diberikan agar mereka berbahagia karena mendapat
kesempatan. Jangan orang-oarang itu saja untuk mewakili sekolah kita. Ingat
kalimat berharga “Pasir yang biasa akan menjadi mutiara yang hebat ketika
diolah dalam kerang mutiara.” Dan kerang itu adalah bapak ibu guru. Guru
yang hebat adalah yang mampu menjadi kerang mutiara bagi anak didiknya, karena
senantiasa memberikan momentum hebat.
2. Libatkanlah mereka menjadi bagian dari
pemain, bukan hanya sekedar menjadi penonton. Biarkan mereka menjadi bagian sejarah
bagian kehidupannya. Bukan hanya menjadi seorang yang hanya bisa bercerita. Jadikan
mereka bagian dari history (sejarah) bukan sekedar story ( cerita ). Ketika kita
melibatkan mereka untuk berpendapat tentang sesuatu, maka mereka akan ikut
bertanggungjawab atas ide dan gagasannya. Misalnya, “Andai kalian menjadi wali
kelas apa yang akan kalian lakukan untuk menjadikan kelas kita lebih baik?” dengan
kita melibatkan mereka, maka mereka mengemukakan ide dan hal-hal yang mereka
harapkan selama ini.
Ketika ide itu ditampung
dan dijalankan maka mereka akan bertanggungjawab, karena mereka merasa terlibat
dalam proses perwujudan ide tersebut. Ini
akan berbeda man kala ide hanya berasal dari guru tanpa melibatkan siswa. Sesungghnya
guru hebat adalah guru yang mampu mewujudkan kehebatan murid. Orang hebat bukan
orang yang memiliki nilai lebih.
Orang hebat adalah orang
yang mampu menghebatkan orang lain. Untuk itu, hargailah proses, bukan hanya
hasil akhir. Gagal adalah peristiwanya. Kita tidak pernah gagal, yang gagal
adalah prosesnya. Sebagai analogi, gadis menggoreng tempe gosong, yang gosong
bukan gadisnya melainkan tempenya. Guru motivator adalah guru yang mampu
melibatkan siswanya menjadi bagian dari pemain bukan hanya penonton dalam
kehidupannya
3. Berikan label positif
untuk mereka (individu/kelas). Hal ini penting untuk mereka mampu menemukan
nilai postitif mereka. Sebagai contoh, “Saya bangga terhadap kelas ini yang
antusias.” Label membawa persepsi dan rasa. Kata-akat adalah proposal. Kata-kata
adalah doa. “Saya suka mengajar di kelas ini karena kalian kompak dan antusias.
Kelas ini saya suka karena kelas ini seperti kelas lebah. Lebah Saya berharap
kelas ini bisa meniru lebah. Kekuatan label itu luar biasa.
#belajar menulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar