Jumat, 17 April 2020

MENGAJAR GAYA MOTIVATOR


Resume kuliah online pertemuan 13
Narasumber          : H. Aris Ahmad Jaya, DVM, MM.
Tema                   : Mengajar Gaya Motivator ( MGM )
Waktu                 : Kamis/ 16 april 2020

Momentum yang saat ini, ketika anak-anak didik belajar di rumah merupakan kesempatan yang baik sekali untuk guru belajar lagi. Belajar bagaimana memiliki seni menyampaikan pelajaran, memiliki seni untuk dicintai, dirindukan oleh didiknya. Sehingga pembelajaran sedemikian menjadi menarik. Salah satu caranya adalah mengajar seperti motivator.

Guru motivator dalah guru yang memiliki kepribadian mampu menarik dan menyenangkan, dirindukan dan mampu mengispirasi serta menjadikan anak didik mencintainya. Mencintai gurunya sebelum mencintai pelajaran yang akan dibawakan.

Berdasarkan niat seseorang menjadi guru, maka guru dibagi 2, yaitu :
1.  Guru Betulan adalah guru yang memang dari awal ingin menjadi seseorang pendidik, ingin mengajar dan memang ingin menjadi seorang guru. Guru betulan adalah guru yang idamkan, guru yang memiliki energy untuk mengajar, memiliki energy untuk bertemu dengan siswa, memilki energy untuk menularkan ilmunya kepada anak didiknya.

2.   Guru Kebetulan adalah kebalikan dari guru betulan. Kebetulan ada lowongan, kemudian dia menjadi guru. Kebetulan orang tuanya adalah seorang guru. Kebetulan ada teman yang mengajak, untuk menjadi guru dari pada nganggur. Kebetulan sekarang guru ada tunjangan sertifikasinya.

Guru kebetulan ini memang salah jika kebetulannya terus menerus dan tidak mau belajar.

Namun, kadang-kadang guru kebetulan akan menjadi guru betulan ketika, dia mau belajar, mau mengerti ini merupakan bagian dari proses yang harus dihadapi. Kadang-kadang guru kebetulan pun bisa  menjadi guru yang mencintai dan dicintai karena ia menyadari ini bagian proses yang harus dijalankan.

Apakah kita seorang guru betulan atau guru kebetulan? Ketika kita menerima profesi kita ini sebagai bagian dari pilihan mulia, mau memberi pelajaran dengan cara yang baik dan menyenangkan, menginspirasi anak didiknya, mencintai ilmu yang disampaikan. Maka kita termasuk guru betulan.

Maka sesungguhnya guru betulan atau guru kebetulan, buahnya akan manis mana kala dia mencintai profesinya. Apalah artinya guru betulan, namun tidak mau belajar, menyampaikan asal-asalan dan menyesali pilihan hidupnya.

Berdasarkan kinerjanya guru dibedakan menjai 3 kelompok:
1.    GURU NYASAR, adalah guru yang tak punya tujuan/arah yang jelas. Guru ini menyesatkan, karena murid bisa membencinya dan pembelajarannya. Guru ini tak punya target dan energy  murid merasa jam dinding berjalan amat lambat, karena murid jenuh. Guru ini hendaknya segera SADAR. Jika tidak bisa menjadi guru, lebih baik undur diri dari pada banyak korban yang tidak menyukai pelajaran apapun yang disampaikan.
2.   GURU BAYAR: Guru tipe ini merupakan guru yang energinya terkait finansial. Bekerja karena ada gaji. Guru ini mengajara berdasrarkan energi  dan tidak konsisten. Kadang tanggal muda wajahnya cerah, tanggal tua mukanya muram karena beranggapan sebagai guru merupakan pekerjaan yang tidak menjanjikan. Guru ini sebaiknya juga sadar, karena banyak murid yang pada dasarnya harus mendapatkan inspirasi keilmuan, tapi mendapat guru yang “On Off”. Kadang semangat kadang tidak. Ini akan menyebabkan murid tidak mampu mendapatkan figur yang mampu menginspirasinya.
3.   GURU SADAR, adalah seorang guru menyebabkan murid mencintainya dan pelajarannya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya menyadarkan. Kehadirannya menyenangkan. Kepergiannya dirindukan.

Oleh karena itu mengajar gaya motivator ( MGM ) adalah sebuah teknik, bagaimana kita mampu menjadi seorang pendidik yang SADAR. Menyadari sepenuhnya bahwa profesi ini adalah mulia. Sebuah profesi yang mengantarkan murid kita mendapatkan pemahaman dan ilmu yang baik serta benar. Guru SADAR adalah konektor kebaikan, konektor kelimuan. Guru SADAR adalah guru yang menyadari ketika suatu hari nanti ia meninggal, maka murid inilah nanti yang akan menjadi amal jariahnya. Ilmu yang ditinggalkan akan menjadi inspirasi bagi orang setelahnya.

Peran guru yang kadang kita tidak memerankannya dengan utuh, yaitu:
1.  Mengajar: guru hanya sekedar memindahkan ilmu dari kita ke mereka (ini bisa kalah dengan media).
2.  Mendidik: guru menjadi idola/teladan karena memasukkan nilai/norma baik ( digugu dan ditiru). Guru yang mendidik adalah guru yang mampu mengispirasi.
3.  Menginspirasi: guru yag jadi sumber inspirasi
4. Menggerakkan: guru hebat mampu mengajar mendidik, menginspirasi dan menggerakkan.

Langkah mengajar gaya motivator ( MGM ), adalah
1. Jadilah guru yang menarik dan menyenangkan. 
Untuk menarik dan untuk  menyenangkan kita tentu kita harus mempelajari pola sederhana yang ketika kita coba buktikan kita akan mendapatkan sebuah rasa baru yang akan diterima oleh murid.


Menarik dimulai dari apa yang terlihat, menyenangkan dimulai dari apa            yang  terasa. Ketika pandangan pertama murid sudah suka dan nyaman dengan kita, maka kita sudah masuk pada daya tarik. Misalnya dengan penampilan yang rapid an perilaku yang yang baik. Untuk menarik, kita harus mampu menunjukkan bahwa diri kita benar-benar dizinkan oleh murid. Dizinkan artinya harus mampu menjadi pribadi yang layak untuk diperhatikan dan didengarkan.

Dalam pikiran anak didik ada dua pintu, yaitu pintu mengizinkan dan pintu tidak mengizinkan. Pintu mengizinkan manakala siswa merasa senang belajar dengan Anda dan pembelajaran Anda. Bagaimana cara membukanya? Sebelum murid menerima pembelajaran, harus menerima Anda. Tapi jangan paksa murid menerima Anda. Anda harus mengerti mereka. Ubahlah “di” menjadi “me-“. Misalnya guru tidak hanya minta dilayani, tetapi melayani. Guru tidak hanya minta dimengerti tetapi berusaha mengerti. 

Murid kita lebih menyukai apa yang menyenangkan daripada apa yang penting tapi tidak menyenangkan. Maka jadilah pribadi yang menyenangkan.

Cara agar siswa membuka pintu mengizinkan untuk kita :
1.   Masuk kelas dalam kondisi senyum, pastikan permaslahan kita bukan permasalah murid kita. Kalaupun kita punya masalah dengan suami/istri/teman itu bukan permasalah mereka, jangan dibawa ke dalam kelas.
Sapa mereka dengan  salam yang berbeda. Contohnya, “ Siapa yang menjawab salam bapak semoga nanti masuk sorga,dll, kemudian peserta didik menjawab “ aamiin. Setelah itu, baru kita mengucapak “ Assalamullaikum. Pasti mereka menjawab, dari pada kita masuk dengan kondisi yang manyun.
Berikan apresiasi, contohnya. Bapak sangat senang mengajar di kelas ini, dari sekian kelas yang bapak ajar kalian yang menjadikan bapak berenergi.
2.  Berikan simulasi, misalnya dengan game sedeharna, tepuk tangan dan tebak-tebakkan. Setiap kali habis main game, berikan mereka apresiasi. Misalnya, bagus, keren dll.
3.    Tanggkap basah kebaikan, tempa besi selagi panas. Ketika ketika mudah memberikan apresiasi, kita akan mudah diterima. Contoh, ketika murid ada yang datang tepat waktu, berikan apresiasi ” kamu In Sya Allah akan menjadi anak sukses. Apresiasi jangan harus menunggu naik kelas. Guru yang pelit memberi apresiasi adalah guru yang menjerumuskan siswa untuk tidak menyukai guru.

2. Temukan titik lebih siswa dan beri motivasi.
Berikan motivasi bahwa mereka mampu. Tambahkan motivasi dan masuklah dengan nilai lebihnya. Terkadang siswa rendah diri karena diberi momentum yang bukan nilai lebihnya. Seperti kata Robert Einsten, Kalau kita memaksa burung berenang, ikan untuk terbang, monyet untuk melata. Maka kita akan menemukan kebodohan dari hewan-hewan itu.
  

Langkah  menemukan kehebatan peserta didik :

1. Kita harus mampu memberikan momentum kesempatan hebat kepada setiap masing-masing peserta didik. Sesuatu yang mahal adalah momentum yang diberikan kepada kita. Berilah kesempatan siswa untuk menjadi duta sekolah kita. Hal ini untuk memberikan kepercayaan kepada mereka berharga. Momentum diberikan agar mereka berbahagia karena mendapat kesempatan. Jangan orang-oarang itu saja untuk mewakili sekolah kita. Ingat kalimat berharga “Pasir yang biasa akan menjadi mutiara yang hebat ketika diolah dalam kerang mutiara.” Dan kerang itu adalah bapak ibu guru. Guru yang hebat adalah yang mampu menjadi kerang mutiara bagi anak didiknya, karena senantiasa memberikan momentum hebat.



  2.   Libatkanlah mereka menjadi bagian dari pemain, bukan hanya sekedar menjadi penonton. Biarkan mereka menjadi bagian sejarah bagian kehidupannya. Bukan hanya menjadi seorang yang hanya bisa bercerita. Jadikan mereka bagian dari history (sejarah) bukan sekedar story ( cerita ). Ketika kita melibatkan mereka untuk berpendapat tentang sesuatu, maka mereka akan ikut bertanggungjawab atas ide dan gagasannya. Misalnya, “Andai kalian menjadi wali kelas apa yang akan kalian lakukan untuk menjadikan kelas kita lebih baik?” dengan kita melibatkan mereka, maka mereka mengemukakan ide dan hal-hal yang mereka harapkan selama ini.

Ketika ide itu ditampung dan dijalankan maka mereka akan bertanggungjawab, karena mereka merasa terlibat dalam proses perwujudan  ide tersebut. Ini akan berbeda man kala ide hanya berasal dari guru tanpa melibatkan siswa. Sesungghnya guru hebat adalah guru yang mampu mewujudkan kehebatan murid. Orang hebat bukan orang yang memiliki nilai lebih.

Orang hebat adalah orang yang mampu menghebatkan orang lain. Untuk itu, hargailah proses, bukan hanya hasil akhir. Gagal adalah peristiwanya. Kita tidak pernah gagal, yang gagal adalah prosesnya. Sebagai analogi, gadis menggoreng tempe gosong, yang gosong bukan gadisnya melainkan tempenya. Guru motivator adalah guru yang mampu melibatkan siswanya menjadi bagian dari pemain bukan hanya penonton dalam kehidupannya

 3.   Berikan label positif untuk mereka (individu/kelas). Hal ini penting untuk mereka mampu menemukan nilai postitif mereka. Sebagai contoh, “Saya bangga terhadap kelas ini yang antusias.” Label membawa persepsi dan rasa. Kata-akat adalah proposal. Kata-kata adalah doa. “Saya suka mengajar di kelas ini karena kalian kompak dan antusias. Kelas ini saya suka karena kelas ini seperti kelas lebah. Lebah Saya berharap kelas ini bisa meniru lebah. Kekuatan label itu luar biasa.


#belajar menulis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar